Kamis, 02 Agustus 2018


JUMBAI JUBAH

* Ulangan 22:12
LAI TB, Haruslah engkau membuat tali yang terpilin pada keempat punca kain penutup tubuhmu."

* Lukas 8:44
LAI TB, Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya.

Menurut Ulangan 22:12 jumbai-jumbai semacam itu dipasang pada kelim baju sekeliling. Pada gambar lukisan tentang orang-orang Farisi dari zaman dahulu juga masih dipasang sekeliling. Dan kemudian juga ditemui dimana jumbai-jumbai itu hanya dipasang pada ujung-ujung saja. Pada jumbai-jumbai itu haruslah dibubuhkan benang ungu kebiru-biruan:

Bilangan 15:38-39
15:38 LAI TB, "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun-temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan.
15:39 LAI TB, Maka jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada segala perintah TUHAN, sehingga kamu melakukannya dan tidak lagi menuruti hatimu atau matamu sendiri, seperti biasa kamu perbuat dalam ketidaksetiaanmu terhadap TUHAN.

Menurut Ulangan 22:12, Orang Israel harus membuat "tali yang terpilin" (jumbai-jumbai), Ibrani: גָּדִל - GEDIL) pada keempat punca kain penutup tubuh mereka (jubah/ syal yang juga disebut טַלִּית - TALIT, yang berasal dari kata טָלַל - TALAL, harfiah: penutup (kepala)). Bentuk Tallit yang sering kita lihat, yang dipakai oleh orang-orang Yahudi adalah syal, yang dipakai oleh orang Yahudi itu untuk berdoa. Pada keempat ujungnya terdapat tali berpilin yang disebut jumbai atau צִיצִת - TSITSIT, lih: Bilangan 15:38-39). Jumbai ini bagi orang Yahudi melambangkan pengharapan mereka akan Mesias, ketaatan mereka pada hukum Tuhan, dan penghormatan mereka akan kekudusan Tuhan. Ketika orang Yahudi berdoa, mereka akan memegang jumbai ini dan meletakkannya di kepala mereka. Jumbai-jumbai itu akan mengingatkan mereka pada segala perintah Tuhan sehingga mereka melakukannya.
Tallit digunakan selama ibadah pagi (ibadah syakharit) didalam agama Yahudi, juga pada pembacaan Taurat, dan hari raya pendamaian (Yom Kippur). Tallit kadang-kadang juga disebut sebagai אַרְבַּע כַּנְפֹות - 'ARBA KANFOT, bermaksud 'empat sayap'. Kitab Taurat menginstruksikan untuk memakai pinggiran di sudut pakaian sebagai cara mengingat dan melakukan segala perintah Allah (Bilangan 15:37-41).

Dalam berpakaian, Yesus kristus juga menyesuaikan diri dengan adat itu. Ketika Yesus berbicara di sinagoga (Markus 6:2) Yesus pun mengenakan "jubah ber-jumbai," dan orang-orang dapat melihat mujizat dari penjamahan jumbai jubah yang dikenakan-Nya (Markus 6:56).

Kisah yang amat terkenal berkenaan dengan "jumbai jubah" di dalam Perjanjian Baru, adalah kisah seorang perempuan yang sakit pendarahan dan dengan menjamah jubah Tuhan Yesus Kristus, kemudian perempuan itu menjadi sembuh (lihat: Lukas 8:40-48, Matius 9:18-26, Markus 5:25-27). Lukas secara spesifik menyebut perempuan ini secara sengaja memilih menjamah "jumbai jubah Yesus." Bukan bagian yang lain. Tentunya ia telah memperhitungkannya. Dorongan ini tampaknya bukan timbul begitu saja, namun dilandasi pengertian tertentu yang telah diyakini di tengah-tengah masyarakat Yahudi pada waktu itu, tak ayal perempuan ini tahu makna "jumbai jubah" yang dipakai Tuhan Yesus.


Dalam Bilangan 15:37-41, Allah mengajar kepada bangsa Israel tentang makna dari "jumbai pada jubah." Melalui Musa, Ia memerintahkan umat Israel untuk membuat jumbai pada punca baju mereka, dan meletakkan benang ungu kebiru-biruan pada jumbai-jumbai itu. Tujuannya adalah agar setiap kali mereka melihat jumbai itu, mereka akan selalu ingat akan segala Firman dan perintah Tuhan serta melakukannya bahkan supaya mereka ingat akan segala kebaikan Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir.
                                                                                                                 

1.       Jumbai/ujung jubah itu berbicara tentang kuasa, otoritas dan kedudukan.
Saat Daud memberitahukan bahwa ia telah memotong punca jubah Saul, Saulpun mengerti bahwa ia telah kehilangan otoritasnya sebagai orang diurapi Tuhan (1 Samuel 24:5b,17).

2.       Jumbai/ujung jubah juga berbicara tentang perlindungan dan pembelaan.
Nasehat Naomi pada Rut menunjukkan nasehat penggembalaan yg selalu mendorong kita untuk lebih dekat pada Tuhan. Rut kemudian mengajukan permohonan khusus agar Boas berkenan mengembangkan sayapnya untuk melindungi dirinya (Bahasa Ibrani: sayap = כָּנָף - KANAF yg artinya adalah jumbai jubah/ ujung jubah - Rut 3:9 ). 

3.       Jumbai/ujung jubah juga berbicara tentang kesembuhan.
Dalam Maleakhi 4:2 “dengan kesembuhan pada sayapnya. “ Kata sayap di sini dalam bahasa Ibrani juga ditulis KANAF seperti dalam Rut 3:9 dan artinya juga "jumbai jubah."

Perempuan yang menjamah jumbai jubah Tuhan Yesus mengharapkan tiga hal terjadi dalam hidupnya:

1.       Sebagai orang najis, ia rindu ditahirkan dan diikat dengan kekudusan Tuhan. 
2.       Ia tahu jika ada orang yang dapat menyelamatkan dan menyembuhkannya, Dia pasti Mesias. 
3.       Kesiapannya untuk menaati perintah Allah dan meninggalkan dosa. Iman yang benar akan kesembuhan ini yang menarik keluar kuasa Yesus. Yesus tidak perlu berkata, "Aku mau engkau sembuh" atau, "Dosamu sudah diampuni." Yesus hanya meneguhkan iman perempuan itu. Mari renungi kejadian perempuan yang sembuh dari pendarahannya. Kita belajar tentang iman seorang perempuan tua yang sering kita dengar ceritanya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Lukas 8:48).

Kita tahu di dalam Alkitab, bukan saja wanita ini yang menjamah punca/ujung jubah Yesus tapi orang-orang Genesaret juga tahu kalau jumbai jubah Tuhan Yesus itu berkuasa. Alkitab mencatat, mereka berlari-lari ke seluruh daerah dan mengusung orang-orang sakit kepada Yesus. Dan ke manapun Yesus pergi, orang memohon kepadaNya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubahNya. Dan semua orang yang menjamahNya menjadi sembuh!

* Markus 6:56
LAI TB, Ke manapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.
Lihat juga Matius 14:36

Namun di lain hal, Tuhan Yesus melihat adanya penyimpangan dari yang dilakukan orang-orang Farisi, ttg penggunaan jubah dengan jumbai yang panjang untuk memperagakan kesalehan:

* Matius 23:5
23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.

Tuhan Yesus tidak menyetujui adanya "pakaian lambang kesalehan" yang hanya untuk pamer belaka (ayat 5). Memakai jumbai panjang untuk tujuan dipuji orang, dan kesalehan orang-orang Farisi menjalankan kewajiban2 agama itu hanya supaya dilihat, dimana orang-orang biasa tidak bisa melebihi "kesalehan" mereka. Di mata Tuhan Yesus, "kesombongan dalam beribadah" adalah merupakan dosa, dan dosa semacam ini akrab menguasai orang-orang Farisi. Sebab cara ibadah yang seperti itu bukanlah suatu hal yang memuliakan Allah dan merendahkan diri di hadapan Allah. Mereka suka mendapatkan penghormatan dari orang2 lain tatkala mereka melakukan ibadah, mereka sangat menekankan "gelar" yaitu sebutan "rabbi", dan justru kepada orang2 yang demikian sebaiknya mereka tidak mengajar, mereka perlu belajar pelajaran pertama dalam sekolah Kristus, yaitu kerendahan hati. Kristus memperingatkan para murid-Nya agar tidak melakukan "kesombongan ibadah" dan tidak meniru perbuatan mereka, para murid tidak diperkenankan menyombongkan wewenang dan kekuasaan di dalam posisi mereka seolah-olah mereka berkuasa atas iman dari orang-orang percaya (baca ayat 8).


Blessings,
BP


Tidak ada komentar:

Posting Komentar