TANDA TANDA ORANG PERCAYA
ITB Kis. Rasul 2:1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
2 Tiba-tiba turunlah dari
langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di
mana mereka duduk;
3 dan tampaklah kepada
mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka
masing-masing.
4
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam
bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya.
(Kis. Rasul 2:1-4 ITB)
ITB Kis. Rasul 19:1 Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah
daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang
murid.
2 Katanya kepada mereka:
"Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan
tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar,
bahwa ada Roh Kudus."
3 Lalu kata Paulus kepada
mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?"
Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
4 Kata Paulus:
"Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia
berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang
kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
5 Ketika mereka mendengar
hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
6 Dan ketika Paulus
menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan
mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
(Kisah Rasul 19:1-6 ITB)
PENDAHULUAN
Beberapa bayi yang baru dilahirkan kerap memiliki tanda lahir di area
tertentu pada tubuhnya. Tanda lahir itu dapat berupa bercak
berwarna-warni dengan ukuran dan bentuk yang beragam.
Namun
tahukah Anda kenapa ada bayi yang memilikinya, tapi ada juga yang tidak?
Menurut kepercayaan masyarakat, tanda lahir akan melekat pada bayi jika sewaktu
mengandung, sang ibu melihat gerhana bulan. Ada pula yang mengatakan tanda
lahir disebabkan oleh masa mengidam ibu hamil yang tidak terpenuhi.
Sebenarnya hingga kini
penyebab terbentuknya tanda lahir pada bayi masih belum bisa
dipastikan. Dokterpun tidak tahu kenapa ada bayi yang memiliki tanda lahir dan
ada juga yang tidak memilikinya. Jika dilihat dari sisi medis, sebagian tanda
lahir disebabkan oleh pembuluh darah yang terkumpul
atau tidak tumbuh normal. Sementara tanda lahir lainnya timbul karena zat warna
atau pigmen tambahan
pada kulit.
PEMBAHASAN
Ada sebagian orang
Kristen yang menganggap bahwa berbahasa roh adalah satu-satunya tanda orang
yang telah percaya Yesus dan dibaptis Roh Kudus. Apakah tanda itu adalah
sesuatu yang mutlak, satu-satunya dan terjadi terus menerus ?
Dari 2 bagian perikop
yang kit abaca ada beberapa hal yang dapat kita pelajari sebagai berikut :
1. Peristiwa pencurahan Roh Kudus
dalam Kis. Rasul 2 secara masal dan pertama terjadi sebagai deklarasi kehadiran
Roh Kudus (Pentakosta).
Deklarasi
ini sebagai penggenapan janji Tuhan Yesus bahwa setelah Ia kembali ke Surga,
maka Roh Kudus sebagai pribadi Allah ketiga akan datang (Yoh 14:16).
2. Peristiwa pencurahan Roh Kudus ini
terjadi untuk orang percaya (Kis. Rasul 2 :1).
Peristiwa
yang tercatat di Kisah Rasul 2 tidak pernah berulang di tempat lain untuk orang
percaya lalu berbahasa roh, kecuali terjadi hanya 1 kali saja untuk orang yang belum percaya dan setelah percaya lalu berbahasa roh (Kisah Rasul 19). Kalau Alkitab mencatat peristiwa khusus hanya sesekali dan
tidak berulang, maka harus dicermati sebagai konteks dan tujuan tertentu pada
waktu itu saja. Contoh khotbah Petrus yang membuat 3.000 orang bertobat, tetapi
tidak dibarengi dengan berbahasa Roh (Kis. Rasul 2 :37-40).
3. Mereka
berkata-kata dalam bahasa lain (Kisah Rasul 2:4).
Ada
2 penafsiran, artinya dapat ditafsirkan sebagai bahasa roh (glosalalia) atau bahasa-bahasa
manusia yang dimengerti sebagai bahasa lokal daerah tertentu (Kisah Rasul
2:7-11).
4.
Kasus
khusus terjadi dalam Kis Rasul 19 dan setelah itu tidak terulang lagi.
Dan
ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas
mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat (Kisah
Rasul 19:6).
KALAU
BEGITU APA TANDA ORANG PERCAYA ? (Mar 16:17-20 ITB)
17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya:
mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam
bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
18 mereka akan memegang
ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka;
mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan
sembuh."
19 Sesudah Tuhan Yesus
berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di
sebelah kanan Allah.
20 Merekapun pergilah
memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan
firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Berbicara dalam bahasa
roh adalah salah satu tanda dan bukan satu-satunya tanda. Yang pokok adalah
buah pertobatan untuk meninggalkan hidup lama dan menghidupi hidup baru sesuai 2
Kor 5:17.
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Lebih jauh rasul Paulus
mengatakan bahwa ada bermacam-macam karunia yang diberikan kepada orang percaya
seperti tercatat dalam 1 Korintus 12. Semuanya
adalah karunia (pemberian Tuhan) untuk memperlengkapi orang percaya yang
berfungsi untuk saling membangun dalam konteks kesatuan tubuh Kristus.
PENUTUP
Mari kita bersyukur
untuk setiap jenis karunia yang Tuhan berikan kepada kita dan tidak merasa ‘diri
super’ dengan karunia apapun yang ada pada kita. KALAUPUN ADA KARUNIA YANG
PALING UTAMA (1 Kor 12:31a), tetapi hal ini merupakan CONTOH YANG DIPAKAI RASUL
PAULUS untuk melakukan TEGURAN KERAS kepada jemaat Korintus yang sangat meninggikan karunia bahasa roh tersebut.
Dari segi fungsinya beberapa
karunia memiliki manfaat langsung bagi banyak orang, misalnya rasul, nabi,
guru, dan nubuat (1 Kor 12:28; 14:4-5). Sebaliknya, beberapa karunia – misalnya
bahasa roh – lebih berkaitan dengan manfaat untuk diri sendiri (1 Kor 14:2),
kecuali kalau ada orang lain yang menerjemahkannya untuk jemaat (1 Kor 14:5,
13). Intinya, berbeda dengan jemaat Korintus yang memanfaatkan karunia rohani
untuk keutamaan dan kesombongan diri sendiri, Paulus justru mengajarkan
keutamaan dari karunia-karunia tertentu dalam memberikan manfaat bagi jemaat.
Mungkin ada pertanyaan
lain tentang 1 Kor 12:31a, yaitu tentang nasihat yang terkesan anthroposentris
(berpusat pada manusia). Di bagian sebelumnya Paulus baru saja menjelaskan
bahwa pemberian karunia rohani ditentukan oleh Allah sepenuhnya (1 Kor 12:4-6,
7, 11, 18, 24, 28). Bagaimana mungkin ia memerintahkan jemaat untuk
mengupayakan hal tersebut? Bukankah orang Kristen bersikap pasif dalam hal
pemberian karunia-karunia rohani dari Allah?
Di mata Paulus
kedaulatan Allah dalam menetapkan karunia-karunia rohani tidak bertentangan
dengan upaya orang percaya dalam memperoleh hal itu. Ia bahkan menggunakan kata
zēloute yang mengandung arti yang lebih tegas daripada sekadar “berusaha
memperoleh” (kontra LAI:TB). Hampir semua versi Inggris dengan tepat memilih
terjemahan “earnestly desire” (RSN/NASB/ESV), “desire earnestly” (ASV/YLT),
“eagerly desire” (NIV), atau – bahkan – “strive for” (NRSV). Kata dasar zēloō
muncul di 13:4 dengan arti “cemburu” (juga 2 Kor 11:2; Yak 4:2). Kata yang sama
digunakan Paulus sebagai rujukan untuk upaya yang giat dari pengajar sesat
dalam menipu jemaat (Gal 4:17-18). Dari data ini terlihat bahwa zēloute/zēloō
menyiratkan usaha yang sungguh-sungguh. Ini bukan sekadar keinginan yang biasa,
tetapi hasrat yang besar. Ini bukan hanya menyiratkan upaya yang seadanya,
tetapi keseriusan dan kedisiplinan (bentuk present tense dari kata perintah
zēloute menyiratkan usaha yang terus-menerus).
Bagaimana cara kita
mengupayakan karunia rohani yang lebih utama? Paulus akan menjawab: berdoa! (1
Kor 14:13). Sebagian gereja modern sudah mendorong jemaat mereka untuk berdoa
agar diberi karunia rohani tertentu. Persoalannya, mereka justru mendoakan
karunia bahasa roh yang tidak secara langsung dan tidak secara jelas membangun
jemaat lain. Dengan kata lain, mereka sedang mengejar karunia yang tidak utama.
Mereka seharusnya ‘berambisi’ untuk karunia-karunia rohani yang membawa manfaat
besar bagi orang lain. Paulus berkali-kali mendorong jemaat untuk menginginkan
nubuat dari pada bahasa roh (1 Kor 14:1, 5, 24, 31, 39), karena nubuat lebih
berguna bagi seluruh jemaat. Dalam beberapa literatur karunia bernubuat ini
bukan melulu berarti meramal untuk masa depan, tetapi dapat juga berarti
mengajar.
Amin. Tuhan memberkati
kita.