Rabu, 17 Desember 2014

Natal 2014





SERUPA TAPI TAK SAMA
Nats : Lukas 1:26-38
Pendahuluan
Bukan tanpa alasan ketika Lukas menuliskan peristiwa pemberitahuan kelahiran sang Mesias oleh malaikat Gabriel didekatkan dengan peristiwa sebelumnya yaitu pemberitahuan kelahiran Yohanes Pembaptis dalam Lukas 1:5-25.  Walaupun secara kronologis rentang kedua peristiwa itu memang berdekatan (dalam hitungan bulan), tetapi ada makna teologis terselip di dalamnya.
Kedua peristiwa pemberitahuan kelahiran itu memiliki kesamaan dan ketidak samaan (serupa tapi tak sama)  yang dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini :

Kelahiran Yohanes Pembaptis (Luk 1 :5-25)
Kelahiran Yesus Kristus
(Luk 1:26-38)
Tokoh

Profesi Tokoh

Masalah

Kejadian

Peran sang anak

Tanggapan

Akibat

Zakaria, Elisabeth

Imam (Pemimpin agama)

Sudah tua, belum punya anak

Zakaria didatangi Gabriel

Pembuka jalan sang Mesias

Tidak percaya (Luk 1:20b)

Bisu sementara
Maria

Orang biasa (rakyat jelata)

Muda, baru tunangan

Maria didatangi Gabriel

Sang Mesias itu sendiri

Menerima (Luk 1:38)

Diberkati Tuhan


Walaupun sama-sama diberitahukan sebagai peristiwa mujizat, ternyata esensinya sangat berbeda. Lukas tampaknya ingin mengkontraskan kedua kisah ini dalam penekanan keunikan peristiwa kelahiran Sang Mesias dari seorang anak dara yang merupakan satu-satunya peristiwa paling unik yang dicatat Alkitab.
Peristiwa-peristiwa mujizat mengenai kelahiran yang tidak biasa dapat didaftarkan sebagai berikut :
1.      Alkitab PL memang mencatat kelahiran  Ishak di saat usia Abraham dan Sarah sudah tua dan tidak mungkin lagi secara medis untuk menghasilkan keturunan. Tetapi Tuhan tetap memakai unsur sperma Abraham dan indung telur Sarah yang sepertinya dibuat subur kembali untuk melahirkan Ishak.
2.      Kesulitan untuk memiliki keturunan juga terjadi saat Hana yang mandul, tetapi akhirnya mempunyai keturunan bernama Samuel. Lagi-lagi Tuhan memakai manusia laki-laki dan perempuan untuk menghasilkan keturunan di usia tua (Elimelekh dan Hana).
3.      Malaikat Gabriel menampakkan diri kepada Zakaria, lalu akhirnya membuat Zakaria bisu, mengingatkan kita kepada Sarah yang tertawa saat mengetahui bahwa dirinya akan mengandung di usia yang sudah tua.

Kembali kepada tujuan Lukas mendekatkan detail demi detail kedua peristiwa itu, maka kita dapat melihat pada urut-urutan sebagai berikut :
1.      Gabriel memberitahukan kepada Zakharia (Lukas 1:13)
2.      Gabriel memberitahukan kepada Maria (Lukas 1:30)
3.      Nyanyian pujian Maria / Magnificat Maria (Lukas 1:46-55)
4.      Nyanyian pujian Zakharia (Lukas 1:67-79)
Lewat semua kesamaan dan ketidaksamaan itu ada satu penekanan yang Lukas ingin sampaikan dalam peristiwa keunikan kelahiran Yesus dari anak dara (virgin birth). Malaikat Gabriel sengaja menunjukkan peristiwa kelahiran itu kepada Maria, yang lalu pada catatan kitab Injil lainnya dikatakan Maria menyimpan peristiwa itu di dalam hatinya,  sampai akhirnya Yusuf mengetahui (dari malaikat Gabriel) saat dia ingin menceraikan Maria secara diam-diam.
Lalu kenapa Lukas menekankan pemberitahuan itu kepada Maria dan bukan kepada Yusuf (seperti kepada Zakharia dan bukan kepada Elisabeth) ?
Lukas tampaknya ingin menekankan bahwa peristiwa kelahiran anak dara itu benar-benar terjadi sebagai peristiwa mujizat, tanpa peran Yusuf sebagai ayah biologis Sang Mesias. Maria hanya dipinjam rahimnya untuk peristiwa kehamilan itu. Roh kudus melindungi dari unsur Maria sebagai yang mengandung bayi Yesus (overshadow), sehingga tidak ada unsur genetik sedikitpun yang diturunkan Maria kepada Yesus.
Kelahiran Sang Mesias ingin ditekankan oleh Lukas sebagai kehamilan mujizat (miracolous conception)  tanpa peran manusia biologis; sangat berbeda dengan kelahiran Yohanes Pembaptis walaupun sama-sama peristiwa mujizat, tetapi sangat berbeda esensi dan keunikannya.
Pada point berikutnya kita melihat mengapa Zakharia harus dihukum menjadi bisu sedangkan Maria tidak dihukum, walaupun kedua-duanya berusaha memahami dan bertanya ?
Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." (Luk 1:18)
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Lukas 1:34)

Then said Mary unto the angel, How shall this be, seeing I know not a man? (KJV Luk 1:34)

Kata kerja “aku tahu” γινώσκω  (baca : ginosko)  berbentuk verb indicative present yang menunjukkan bahwa Zakharia dan Maria sedang belajar untuk menjadi tahu. Artinya tidak ada yang salah pada sikap Zakharia, karena Maria pun sedang belajar untuk memahami peristiwa ajaib itu.
Bedanya adalah bahwa Maria mendapatkan kasih karunia (anugerah) Tuhan. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia (χάριν) di hadapan Allah. (Luk 1:30).
Yohanes Pembaptis adalah pintu gerbang atau masa peralihan untuk memulai masuknya era PB (kelahiran Yesus Kristus) setelah masa intertestamental selama 400 tahun. Sebagaimana pada masa peralihan yang menunjukkan bahwa bayang-bayang PL belum “sepenuhnya” hilang, maka Lukas yang menulis kitab Lukas dan Kitab Para Rasul, di mana di dalam tulisan terakhirnya tersebut Lukas masih mencontohkan sedikit kebiasaan/gaya PL, yaitu  membuang undi untuk memilih Matias sebagai pengganti Yudas (Kisah Rasul 1 : 26).
Keberpihakkan Lukas untuk mengangkat tema-tema kaum marginal (para gembala pada peristiwa malam Natal,  keberpihakkan Yesus kepada kaum papa) mewarnai sepanjang kisah-kisah yang ditulis Lukas. Termasuk ketika Lukas menunjukkan kerelaan Maria sebagai rakyat jelata dan bukannya Zakharia sebagai seorang imam yang seharusnya lebih memahami peristiwa supranatural  untuk menerima pesan malaikat Gabriel. Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:38).
Inilah makna Natal yang ingin disampaikan dokter Lukas dengan begitu teliti dan meyakinkan. Natal yang menjangkau (high reach) untuk kaum marginal, yang melebihi kaum agamawan dan intelektual dalam pemahaman dan penerimaannya.
Pada hakekatnya Natal  memperingati kelahiran Yesus Kristus dari anak dara merupakan satu-satunya peristiwa yang memberikan damai Natal yang sesungguhnya (real peace) bagi manusia. Manusia berdosa membutuhkan juruselamat yang lahir tanpa dosa, yang melaluinya manusia berdosa dapat disucikan dari dosa.  Hal ini kembali menekankan betapa pentingnya konsep kelahiran anak dara untuk menjamin kesahihan keselamatan kita, dari manusia berdosa menjadi anak Allah.
SELAMAT NATAL 2014 dan TAHUN BARU 2015
Tuhan memberkati kita semua.