SERUPA TAPI TAK SAMA
Nats
: Lukas 1:26-38
Pendahuluan
Bukan tanpa
alasan ketika Lukas menuliskan peristiwa pemberitahuan kelahiran sang Mesias oleh
malaikat Gabriel didekatkan
dengan peristiwa sebelumnya yaitu pemberitahuan kelahiran Yohanes Pembaptis
dalam Lukas 1:5-25. Walaupun secara
kronologis rentang kedua peristiwa itu memang berdekatan (dalam hitungan
bulan), tetapi ada makna teologis terselip di dalamnya.
Kedua peristiwa
pemberitahuan kelahiran itu memiliki kesamaan dan ketidak samaan (serupa tapi
tak sama) yang dapat digambarkan dalam
tabel di bawah ini :
Kelahiran
Yohanes Pembaptis (Luk 1 :5-25)
|
Kelahiran Yesus
Kristus
(Luk 1:26-38)
|
|
Tokoh
Profesi Tokoh
Masalah
Kejadian
Peran sang anak
Tanggapan
Akibat
|
Zakaria,
Elisabeth
Imam
(Pemimpin agama)
Sudah
tua, belum punya anak
Zakaria didatangi Gabriel
Pembuka
jalan sang Mesias
Tidak
percaya (Luk 1:20b)
Bisu
sementara
|
Maria
Orang
biasa (rakyat jelata)
Muda,
baru tunangan
Maria didatangi
Gabriel
Sang
Mesias itu sendiri
Menerima
(Luk 1:38)
Diberkati
Tuhan
|
Walaupun
sama-sama diberitahukan sebagai peristiwa mujizat, ternyata esensinya sangat
berbeda. Lukas tampaknya ingin mengkontraskan kedua kisah ini dalam penekanan
keunikan peristiwa kelahiran Sang Mesias dari seorang anak dara yang merupakan
satu-satunya peristiwa paling unik yang dicatat Alkitab.
Peristiwa-peristiwa
mujizat mengenai kelahiran yang tidak biasa dapat didaftarkan sebagai berikut :
1. Alkitab
PL memang mencatat kelahiran Ishak di
saat usia Abraham dan Sarah sudah tua dan tidak mungkin lagi secara medis untuk
menghasilkan keturunan. Tetapi Tuhan tetap memakai unsur sperma Abraham dan indung
telur Sarah yang sepertinya dibuat subur kembali untuk melahirkan Ishak.
2. Kesulitan
untuk memiliki keturunan juga terjadi saat Hana yang mandul, tetapi akhirnya
mempunyai keturunan bernama Samuel. Lagi-lagi Tuhan memakai manusia laki-laki
dan perempuan untuk menghasilkan keturunan di usia tua (Elimelekh dan Hana).
3. Malaikat
Gabriel menampakkan diri kepada Zakaria, lalu akhirnya membuat Zakaria bisu,
mengingatkan kita kepada Sarah yang tertawa saat mengetahui bahwa dirinya akan
mengandung di usia yang sudah tua.
Kembali kepada tujuan Lukas mendekatkan
detail demi detail kedua peristiwa itu, maka kita dapat melihat pada
urut-urutan sebagai berikut :
1. Gabriel
memberitahukan kepada Zakharia (Lukas 1:13)
2. Gabriel
memberitahukan kepada Maria (Lukas 1:30)
3. Nyanyian
pujian Maria / Magnificat Maria (Lukas 1:46-55)
4. Nyanyian
pujian Zakharia (Lukas 1:67-79)
Lewat semua
kesamaan dan ketidaksamaan itu ada satu penekanan yang Lukas ingin sampaikan dalam
peristiwa keunikan kelahiran Yesus dari anak dara (virgin birth). Malaikat Gabriel sengaja menunjukkan peristiwa
kelahiran itu kepada Maria, yang lalu pada catatan kitab Injil lainnya
dikatakan Maria menyimpan peristiwa itu di dalam hatinya, sampai akhirnya Yusuf mengetahui (dari malaikat
Gabriel) saat dia ingin menceraikan Maria secara diam-diam.
Lalu kenapa
Lukas menekankan pemberitahuan itu kepada Maria dan bukan kepada Yusuf (seperti
kepada Zakharia dan bukan kepada Elisabeth) ?
Lukas tampaknya
ingin menekankan bahwa peristiwa kelahiran anak dara itu benar-benar terjadi
sebagai peristiwa mujizat, tanpa peran Yusuf sebagai ayah biologis Sang Mesias.
Maria hanya dipinjam rahimnya untuk peristiwa kehamilan itu. Roh kudus
melindungi dari unsur Maria sebagai yang mengandung bayi Yesus (overshadow), sehingga tidak ada unsur
genetik sedikitpun yang diturunkan Maria kepada Yesus.
Kelahiran Sang
Mesias ingin ditekankan oleh Lukas sebagai kehamilan mujizat (miracolous conception) tanpa peran manusia biologis; sangat berbeda
dengan kelahiran Yohanes Pembaptis walaupun sama-sama peristiwa mujizat, tetapi
sangat berbeda esensi dan keunikannya.
Pada point
berikutnya kita melihat mengapa Zakharia harus dihukum menjadi bisu sedangkan
Maria tidak dihukum, walaupun kedua-duanya berusaha memahami dan bertanya ?
Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu:
"Bagaimanakah aku tahu, bahwa
hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut
umurnya." (Luk 1:18)
Kata Maria
kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum
bersuami?" (Lukas 1:34)
Then said
Mary unto the angel, How shall this be, seeing I know not a man? (KJV Luk 1:34)
Kata kerja “aku
tahu” γινώσκω (baca : ginosko) berbentuk verb indicative present yang menunjukkan
bahwa Zakharia dan Maria sedang belajar untuk menjadi tahu. Artinya tidak ada
yang salah pada sikap Zakharia, karena Maria pun sedang belajar untuk memahami
peristiwa ajaib itu.
Bedanya adalah bahwa Maria mendapatkan kasih karunia (anugerah) Tuhan. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut,
hai Maria, sebab engkau beroleh kasih
karunia (χάριν) di hadapan Allah. (Luk 1:30).
Yohanes
Pembaptis adalah pintu gerbang atau masa peralihan untuk memulai masuknya era
PB (kelahiran Yesus Kristus) setelah masa intertestamental selama 400 tahun. Sebagaimana
pada masa peralihan yang menunjukkan bahwa bayang-bayang PL belum “sepenuhnya”
hilang, maka Lukas yang menulis kitab Lukas dan Kitab Para Rasul, di mana di
dalam tulisan terakhirnya tersebut Lukas masih mencontohkan sedikit kebiasaan/gaya
PL, yaitu membuang undi untuk memilih
Matias sebagai pengganti Yudas (Kisah Rasul 1 : 26).
Keberpihakkan
Lukas untuk mengangkat tema-tema kaum marginal (para gembala pada peristiwa
malam Natal, keberpihakkan Yesus kepada
kaum papa) mewarnai sepanjang kisah-kisah yang ditulis Lukas. Termasuk ketika
Lukas menunjukkan kerelaan Maria sebagai rakyat
jelata dan bukannya Zakharia sebagai seorang imam yang seharusnya lebih
memahami peristiwa supranatural untuk
menerima pesan malaikat Gabriel. Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
(Luk 1:38).
Inilah makna
Natal yang ingin disampaikan dokter Lukas dengan begitu teliti dan meyakinkan. Natal
yang menjangkau (high reach) untuk
kaum marginal, yang melebihi kaum agamawan dan intelektual dalam pemahaman dan
penerimaannya.
Pada hakekatnya
Natal memperingati kelahiran Yesus
Kristus dari anak dara merupakan satu-satunya peristiwa yang memberikan damai
Natal yang sesungguhnya (real peace) bagi
manusia. Manusia berdosa membutuhkan juruselamat yang lahir tanpa dosa, yang melaluinya
manusia berdosa dapat disucikan dari dosa.
Hal ini kembali menekankan betapa pentingnya konsep kelahiran anak dara
untuk menjamin kesahihan keselamatan kita, dari manusia berdosa menjadi anak
Allah.
SELAMAT NATAL
2014 dan TAHUN BARU 2015
Tuhan memberkati
kita semua.